HUBUNGAN ASUPAN SERAT DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA GURU SEKOLAH DASAR DI
KECAMATAN ULEE KARENG BANDA
ACEH
Novita Sari1, Aripin
Ahmad2
ABSTRAK
Latar
Belakang : Kolesterol merupakan salah satu elemen
lemak dan terdapat di setiap tubuh
manusia. Kolesterol merugikan jika jumlahnya melebihi batas normal. Angka
prevalensi hiperkolesterol rata-rata di Indonesia tercatat mencapai 19,8%. Kandungan
serat dapat menurunkan kolesterol dengan cara mengikat asam empedu sehingga
dapat menurunkan kolesterol dan dikeluarkan dari tubuh melalui feses.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara asupan serat dengan kadar kolesterol pada guru sekolah dasar.
Metodelogi : Jenis penelitian ini adalah deskriptif
analitik dengan desain crosssectional.
Sampel adalah guru Sekolah Dasar di Kecamatan Ulee Kareng dengan jumlah sampel
52 orang diambil dengan cara purposive sampling. Data asupan serat
dikumpulkan dengan metode food recall dan data kadar kolesterol dengan
pemeriksaan kadar kolesterol darah menggunakan alat benecheck test strip koleseterol. Analisa data digunakan adalah chi-square test pada derajat kepercayaan
95%.
Hasil
Penelitian : Rata-rata asupan serat sampel 15
gram ± 6,4. Rata-rata kadar kolesterol darah 210 mg/dl ± 58,8. Kadar kolesterol
darah tinggi lebih besar didapatkan pada sampel dengan asupan serat kurang
(74,2%) dibandingkan dengan sampel dengan asupan serat cukup (28,6%). Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara
asupan serat dengan kadar kolesterol darah (p < 0,05).
Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan kadar kolesterol
darah pada guru sekolah dasar di Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh.
Saran : Guru hendaknya
dapat membiasakan pola makan yang sehat sejak dini dengan banyak mengkonsumsi
serat yang cukup guna menekan angka kejadian penyakit yang diakibatkan oleh
tinggi kadar kolesterol darah.
PENDAHULUAN
Kolesterol merupakan salah satu elemen lemak dan terdapat
di setiap tubuh manusia. Kolesterol akan menjadi
merugikan dan dianggap sebagai penyebab berbagai penyakit mematikan jika jumlahnya melebihi
batas normal.1
Berdasarkan data yang
dipublikasikan WHO, saat ini 25% penduduk dunia memiliki kadar kolesterol
tinggi. Data Riskesdas
2010 rata-rata konsumsi lemak penduduk di
Indonesia 25,6% dari total konsumsi energy.2
Dari
hasil penelitian para dokter di Aceh, penyebab tinggi kasus penyakit
jantung karena gaya hidup masyarakat
yang suka mengkonsumsi makanan kolesterol tinggi dan makanan manis. sebanyak
90%.3
Pola makan selalu tertuju pada hidangan praktis,
cepat saji dan tidak mudah membusuk
sehingga mengenyampingkan salah satu kebutuhan
dalam menu makanan yaitu serat.4 Data hasil penelitian
Departemen Kesehatan tahun 2008, konsumsi serat masyarakat di Indonesia hanya
sekitar 10,7 gram per hari.5 Angka
prevalensi masyarakat Aceh yang kurang mengkonsumsi sayur dan buah masih rendah
yaitu sekitar 95,9%. Rendahnya konsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsi/hari
selama 7 hari dalam seminggu khususnya
pada umur 75 tahun keatas yaitu sebanyak 95,3%.6
Serat mempunyai peranan penting terhadap penurunan
kadar kolesterol darah, hal ini terjadi karena diikatnya kolesterol oleh serat
yang terjadi di perut dan usus. Serat
membentuk gelatin melewati pencernaan mengikat asam empedu dan mengikat
kolesterol selanjutnya dikeluarkan melalui tinja. Dengan menarik kolesterol
keluar dari pencernaan, kadar kolesterol yang masuk ke dalam darah menurun.7
Kandungan serat dapat menurunkan kolesterol dengan
cara mempengaruhi penyerapan lambung dan usus dengan mengikat asam empedu
sehingga dapat menurunkan penyerapan lemak, mengontrol kolesterol dan dikeluarkan
dari tubuh melalui feses. Dengan demikian, hati harus memproduksi lebih banyak
asam empedu untuk mengganti asam empedu yang hilang.8
METODE
Tempat
penelitian adalah di Sekolah Dasar Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh. Kecamatan
Ulee Kareng dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu
wilayah yang terletak ditengah Provinsi Aceh yakni kota Banda Aceh. Penelitian
akan dilakukan pada 6 Sekolah Dasar yang ada di wilayah Kecamatan Ulee Kareng.
Penelitian
ini bersifat deskriptif analitik yang
dilakukan secara crossectional. Sampel dalam penelitian ini
adalah guru sekolah dasar di Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode purposive sampling sebanyak 52 orang
guru. Kriteria karakteristik guru yang menjadi sampel adalah bersedia menjadi
sampel, sampel berusia ≥ 25 tahun dan tidak membedakan jenis kelamin.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah, identitas sampel yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin dan alamat
dengan cara wawancara. Data asupan serat yang meliputi cukup atau kurangnya
asupan serat diperoleh dengan cara wawancara menggunakan form food recall
24 jam selama 3 hari sedangkan data kadar kolesterol yang meliputi normal atau
tinggi kadar kolesterol darah diperoleh dengan cara pemeriksaan kolesterol
menggunakan alat Benecheck Test Strip Kolesterol.
Dalam analisa data menggunakan analisa univariat
yaitu secara deskriptif yang meliputi data distribusi frekuensi sampel, asupan
serat dan kadar kolesterol darah, sedangakan analisa bivariat dilakukan untuk
mengetahui hubungan asupan serat dengan kadar kolesterol darah pada guru
sekolah dasar di Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Karakteristik Sampel
Gambaran Karakteristik Sampel disajikan pada tabel
1.
Tabel
1. Distribusi
Sampel Berdasarkan Umur
dan Jenis Kelamin Guru
Karakterisrik
|
n
|
%
|
1.
Umur
25 – 35 tahun
36 – 45 tahun
>45 tahun
|
19
8
25
|
36,5
15,4
48,1
|
Jumlah
|
52
|
100
|
2.
Jenis Kelamin
|
||
Laki-laki
Perempuan
|
7
45
|
13,5
86,5
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Berdasarkan tabel
1 dapat dilihat bahwa sebagian besar umur berada diatas 45 tahun sebanyak 25
orang (48,1%) sedangakan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 45
orang (86,5%).
2.
Asupan
Serat
Rata-rata asupan serat sampel 15 gram ± 6,4, asupan serat tertinggi 25
gram dan terendah 8 gram, sedangkan asupan serat guru di Sekolah Dasar
Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh seperti table 2 seperti dibawah ini.
Tabel
2. Distribusi
Asupan Serat Guru di Sekolah Dasar Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2013
Asupan
Serat
|
n
|
%
|
|
Kurang
Cukup
|
31
21
|
59,6
40,4
|
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Berdasarkan
tabel 2 dapat dilihat bahwa asupan serat sebagian besar berada pada asupan
serat kurang yaitu 59,6%.
3.
Kadar
Kolesterol Darah
Rata-rata kadar kolesterol
darah sampel 210 mg/dl ± 58,8, kadar kolesterol tertinggi 340 mg/dl dan
terendah 111 mg/dl, sedangkan kadar kolesterol guru di Sekolah Dasar Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh seperti
tabel 3 sebagai berikut.
Tabel
3.
Distibusi Kadar Kolesterol Darah Pada
Guru di Sekolah Dasar Kecamatan Ulee Kareng
Kadar
Kolesterol
|
n
|
%
|
||||||
Tinggi
Normal
|
29
23
|
55,8
44,2
|
||||||
Jumlah
|
52
|
100
|
||||||
Berdasarkan
tabel 3 terlihat bahwa kadar kolesterol sebagian besar berada pada kategori
tinggi yaitu 55,8%.
4.
Hubungan antara Asupan Serat dengan
Kadar Kolesterol Darah
Hasil analisis hubungan
antara asupan serat dengan kadar kolesterol darah dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hubungan antara Asupan Serat dengan Kadar Kolesterol Darah Pada Guru
Sekolah Dasar di Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh
Asupan
Serat
|
Kadar
Kolesterol
|
||||||
Tinggi
|
Normal
|
n
|
%
|
p
0,003
|
|||
n
|
%
|
n
|
%
|
||||
Kurang
|
23
|
74,2
|
8
|
25,8
|
31
|
100
|
|
Cukup
|
6
|
28,6
|
15
|
71,4
|
21
|
100
|
Dari tabel 4 dapat dilihat, kadar
kolesterol darah tinggi lebih besar didapatkan pada sampel dengan asupan serat
kurang (74,2%) dibandingkan dengan sampel dengan asupan serat cukup (28,6%).
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square test pada derajat kepercayaan
95% menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan
kadar kolesterol darah (p < 0,05).
Pembahasan
Hasil penelitian
pada tabel 4 menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara asupan serat
terhadap kadar kolesterol darah, dimana diperoleh p < 0,05. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Anisya (2009), yang berjudul “Hubungan
Asupan Serat Larut Air dari Buah dan Sayur dengan Kadar Kolesterol Total Darah
Pada Pasien Rawat Jalan di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung”. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa asupan serat larut air dari buah dan sayur
tidak berhubungan dengan kadar kolesterol darah sebelum ataupun setelah
dikontrol dengan variabel perancu.
Hubungan serat
dapat menurunkan kadar kolesterol darah yaitu sesuai dengan fungsinya, serat
mengikat lemak yang terjadi di usus dan perut. Serat ini membentuk gelatin dan
melewati pencernaan mengikat asam empedu dan mengikat kolesterol selanjutnya
dikeluarkan melalui tinja. Dengan menarik kolesterol keluar dari pencernaan,
kadar kolesterol yang masuk ke dalam darah menurun.
Proses penurunan
kadar kolesterol ini terkait dengan fungsi hati dalam memproduksi asam empedu. Serat
larut mengikatkan dirinya ke asam empedu, membawanya ke dalam tinja. Dengan
demikian, maka hati harus memproduksi lebih banyak asam empedu untuk mengganti
asam empedu yang hilang. Supaya bisa memproduksi asam empedu, hati memerlukan
kolesterol. Kolesterol ini, berkat jasa serat, disingkirkan dari tubuh dan
bukannya tertimbun di dalam arteri yang menyebabkan terjadinya arterosklerosis.9
Serat mengikat
garam empedu untuk mencerna lemak dan mengeluarkannya dari tubuh. Ikatan ini
terjadi di usus. Kolesterol digunakan untuk membuat garam empedu, maka makin
banyak garam empedu yang dikeluarkan, makin banyak kolesterol yang hilang.
Itulah sebabnya kolesterol dalam tubuh menurun. Penelitian menunjukkan adanya
hubungan positif antara serat dan kolesterol. Tetapi, untuk mendapatkan efek
positif menurunkan kadar kolesterol, juga perlu mengimbanginya dengan makanan
rendah lemak dan olahraga secara teratur.
10
Dari piramida
makanan dalam panduan gizi seimbang yang dikeluarkan Depkes RI, sayur dan
buah-buahan adalah sumber serat, vitamin, mineral serta memiliki fungsi sebagai
zat pengatur bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. Selain itu serealia,
umbi-umbian dan kacang-kacangan juga merupakan sumber serat yang tidak kalah
pentingnya.11
Makanan berserat
tinggi akan membantu menurunkan kolesterol. Menurunkan kolesterol dengan
mengurangi jumlah lemak jenuh dalam makanan. Makanan berserat tinggi seperti
sayur-sayuran akan menurunkan kolesterol. Ingatlah selalu untuk memasukkan dua
porsi buah-buahan dan dua porsi sayur-sayuran dalam makanan sehari-hari. Sereal
seperti gandum kulit padi telah diketahui dapat menurunkan kolesterol.
Konsumsi
lemak jenuh dan kolesterol dari makanan sehari-hari akan meninggikan kadar
kolesterol darah. Selain itu, kebiasaan kurang mengkonsumsi jenis bahan makanan
yang dapat membantu menurunkan kolesterol (hiperkolesterol) seperti serat dari
sayur-sayuran, buah-buahan dan kacang kedelai (termasuk tempe) juga dapat mempengaruhi
kadar kolesterol darah.12
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna
antara asupan serat dengan kadar kolesterol darah pada guru sekolah dasar di
Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh, dimana p < 0,05.
SARAN
Diharapkan
kepada Dinas Pendidikan agar dapat memberikan informasi melalui konseling atau
penyuluhan oleh Ahli Gizi terhadap guru tentang penanganan kadar kolesterol
darah dengan mengkonsumsi serat. Pada guru hendaknya perlu peningkatan asupan serat
dengan cara membiasakan pola makan yang sehat sejak dini dengan banyak
mengkonsumsi serat yang cukup guna menekan angka kejadian penyakit yang
diakibatkan oleh tinggi kadar kolesterol darah.
UCAPAN TERIMA
KASIH
Penulis mengucapakan banyak terimakasih kepada Ayahanda tercinta Syarifuddin,
Ibunda tersayang Lasinem, kakakku Mahya Sari dan adik-adikku Oni Safrina Sari,
Pitria Sari dan Qhotorun Nada Sari yang telah memberikkan dukungan dan motivasi
kepadaku. Kepada Bapak Aripin Ahmad, S.Si.T,
M.Kes selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah, Bapak Junaidi, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Bapak Ampera Miko, DNCom, MM
selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Dinas Pendidikan
Kota Banda Aceh dan pihak Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian serta beragai
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soeharto,
I., 2004. Penyakit Jantung Koroner dan
Serangan Jantung, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
2. Kementrian
Kesehatan RI., 2010. Riset Kesehatan
Dasar.
3. Bakri.,
2012. Berobat Seumur Hidup karena
Jantung Koroner, Serambi Indonesia. http://aceh.tribunnews.com/2012/09/16/berobat-seumur-hidup-karena-jantung-koroner[
cited Jan 26 2013 ]
4. Tapan,
E.,2005. Penyakit Degeneratif,
Elex Media Komputindo, Jakarta.
5. Tazli.,
2012. Konsumsi Serat Masyarakat Masih Rendah. Tribun Medan.
http://medan.tribunnews.com/2012/12/06/konsumsi-serat-masyarakat-masih-rendah [cited Feb 02 2013 ]
6. Kementrian
Kesehatan RI., 2007. Riset Kesehatan
Dasar.
7. Soeharto,
I., 2004. Penyakit Jantung Koroner dan
Serangan Jantung, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
8. Garzia.,
1995., Effect of Pectin and Amidated
Pectinon Cholesterol Homeostasis and caecal metabolism in Rats Fed a
High-Cholesterol Diet.
9. Nilawati,
S dkk., 2008. Care Yourself Kolesterol,
Niaga Swadaya, Jakarta.
10. Hou,
M.K.,2008. Masalah Jantung Anda,
Elex Media Komputindo, Jakarta.
11. Badrialaily.,
2004. Studi Tentang Pola Konsumsi Serat Pada Mahasiswa, Fakultas Pertanian
Institusi Pertanian, Bogor.
12. Bangun,
A.P.,2005. Terapi Jus dan Ramuan
Tradisional Untuk Kolesterol, Agro Media Pustaka,Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar