Selasa, 31 Maret 2015

Pos Pembinaan Terpadu Lanjut Usia



BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang 
Antropologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia dan juga budayanya. Antropologi berarti “ilmu tentang manusia.” Ilmu antropologi telah berkembang dengan luas, ruang lingkup dan batas lapangan perhatiannya yang luas ini yang menyebabkan timbulnya paling sedikit 5 masalah penelitian (Koentjaraningrat, 1981).
Menurut WHO, lansia merupakan mereka yang berusia 65 tahun ke atas untuk Amerika Serikat dan Eropa Barat. Sedangkan di negara-negara Asia, lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada bab I pasal 1 ayat 2, yang dimaksud lanjut usia adalah  seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa (Notoadmodjo, 2007).
Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia karena mempunyai jumlah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas sekitar 8,90% dari jumlah penduduk di Indonesia. Pada tahun 2010, jumlah lansia sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 juta. Sedangkan, pada tahun 2020 diprediksi jumlah lansia sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Menko Kesra, 2008).
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan atau mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberdayaannya. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posbindu, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit (Fallen, 2010).
Posbindu merupakan wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usia lanjut yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.  Kegiatannya adalah pemeriksaan kesehatan secara berkala, peningkatan olahraga, pengembangan keterampilan, bimbingan pendalaman agama, dan pengelolaan dana sehat (Notoadmodjo, 2007).
Posbindu banyak memberikan manfaat bagi lansia yang mengikutinya. Apabila program Posbindu tidak terlaksana maka kegiatan pembinaan kesehatan lansia, pencatatan dan pelaporan status kesehatan lansia, proses monitor kesehatan lansia melalui pemeriksaan lansia, pengkajian indeks kemandirian dan indeks masa tubuh lansia, upaya preventif terhadap status kesehatan lansia secara berkala, tidak dapat terlaksana.
Adapun beberapa kendala pelaksanaan Posbindu, misalnya: pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat Posbindu sehingga lansia tidak datang ke Posbindu karena mereka merasa keadaan kesehatan baik. Kurangnya dukungan sosial atau keluarga yang mengakibatkan lansia kurang termotivasi untuk datang rutin ke Posbindu. Kesan yang buruk terhadap petugas Posbindu sehingga lansia tidak mempunyai kesiapan untuk menghadiri kegiatan di Posbindu. Jarak rumah dengan lokasi Posbindu yang jauh atau tidak terjangkau menjadikan lansia malas datang ke Posbindu karena terjadinya kelelahan fisik ataupun kekhawatiran dalam perjalanan menuju lokasi Posbindu.

B.        Rumusan Masalah
1.        Pengertian Antropologi
2.        Pengertian Antropologi Kesehatan
3.        Pengertian Posbindu Lansia
4.        Hubungan antara Posbindu Lansia dengan Antropologi Kesehatan

C.        Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang antropologi, posbindu lansia, dan hubungan antara keduanya agar dapat menigkatkan derajat kesehatan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Antropologi
Antropologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia dan juga budayanya. Menurut Koentjaraningrat (1981) antropologi berarti “ilmu tentang manusia.” Ilmu antropologi telah berkembang dengan luas, ruang lingkup dan batas lapangan perhatiannya yang luas ini yang menyebabkan timbulnya paling sedikit 5 masalah penelitian.
Menurut Anderson (2006) pendekatan holistik antropologi terhadap interpretasi atas bentuk-bentuk sosial dan budaya serta ketergantungan pokok pada observasi partisipasi untuk mengumpulkan data dan menghasilkan hipotesis adalah hasil dari, atau berkaitan erat dengan sampel umum dari penelitian antropologi. Akan tetapi Anderson juga menyatakan antropologi tidak mencukupi diri dalam menghasilkan hipotesis-hipotesis dan topik-topik penelitian baru.
Terdapat macam-macam antropologi seperti antropologi fisik, antropologi budaya, antropologi biologi antropologi sosial, antropologi kesehatan. Ilmu antropologi memberi sumbangan bagi ilmu kesehatan.
Anderson (2006) menyatakan bahwa kegunaan antropologi bagi ilmu-ilmu kesehatan terletak dalam 3 kategori utama :
1.        Ilmu antropologi memberikan suatu cara yang jelas dalam memandang masyarakat secara keseluruhan maupun para anggota individual mereka. Ilmu antropologimenggunakan pendekatan yang menyeluruh atau bersifat sistem, dimana peneliti secara tetap menanyakan, bagaimana seluruh bagian dari sistem itu saling menyesuaikan dan bagaimana sistem itu bekerja.
2.        Ilmu antropologi memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses-proses perubahan sosial dan buaya dan juga untuk membantu memahami keadaan dimana para warga dari “kelompok sasaran” melakukan respon terhadap kondisi yang berubah dan adanya kesempatan baru.
3.        Ahli antropologi menawarkan kepada ilmu-ilmu kesehatan suatu metodologi penelitian yang longgar dan efektif untuk menggali serangkaian masalah teoritis dan praktis yang sangat luas, yang dihadapi dalam berbagai program kesehatan.
Begitu pula sebaliknya, menurut Anderson (2006) ilmu-ilmu kesehatan menawarkan kepada ilmu antropologi berbagai bidang yang khusus, yang langsung dapat dibandingkan dengan subjek-subjek tradisional seperti masyarakat rumpun dan desa-desa.

B.      Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari ilmu antropologi yang sangat penting sekali, karena di dalam antropologi kesehatan diterangkan dengan jelas kaitan antara manusia, budaya, dan kesehatan sehingga kita dapat mengetahui kaitan antara budaya suatu masyarakat dengan kesehatan masyarakat itu sendiri.
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993)
Anderson (2006) menyatakan bahwa antropologi kesehatan adalah disiplin biobudaya yang memberi perhatian kepada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi ntara keduanya di sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
Antropologi kesehatan ini tidak serta merta muncul dengan sendirinya, akan tetapi antropologi kesehatan ini mempunyai akar. Anderson (2006) menyatakan antropologi kesehatan kontemporer mempunyai 4 sumber :
1.      Perhatian ahli antropologi fisik terhadap topik-topik seperti evolusi, adaptasi, anatomi, komparatif, tipe-tipe ras genetika, dan serologi.
2.      Perhatian etnografi tradisional terhadap pengobatan primitif, termasuk ilmu sihir dan magis.
3.      Gerakan “kebudayaan dan kepribadian” pada akhir 1930-an dan 1940-an yang merupakan kerjasama antara ahli-ahli psikiatri dan antropologi.
4.      Gerakan kesehatan masyarakat internasional setelah perang dunia II.
Untuk menjadi seorang ahli antropologi kesehatan tidaklah mudah, dibutuhkan pegalaman, naluri dalam menyikapi masalah.

C.      Posbindu Lansia
1.        Pengertian Posbindu Lansia
Posbindu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini (Effendy, 1998).
Posbindu lansia adalah suatu sarana pelayanan kesehatan yang dipergunakan untuk melayani lanjut usia dalam tingkat masyarakat (Hardwinoto, 2005).
Posbindu lansia merupakan bentuk peran serta masyarakat lansia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal serta kondisi menua yang sehat dan mandiri.
Posbindu lansia sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan bagi lansia yang terdapat di masyarakat adalah modifikasi atau adopsi dari bentik operasional posyandu bagi balita, tetapi sasaran dan kegiatannya untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan lansia.

2.        Tujuan Penyelenggaraan
Mengacu pada Pedoman Pembinaan Kesehatan Lansia Bagi Petugas Kesehatan, 1998 tujuan penyelenggaraan posbindu lansia Depkes, RI, 1998) adalah:
a.      Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata masyarakat.
b.      Tujuan khusus
1)      Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina kesehatan dirinya sendiri.
2)      Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam menyadari dan menghayati kesehatan lansia yang optimal.
3)      Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lansia.
4)      Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia.

3.        Manfaat Posbindu Lansia
Menurut Depkes RI (2000), manfaat dari posbindu lansia adalah :
a.      Kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar
b.      Kesehatan rekreasi tetap terpelihara
c.       Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang

4.        Kegiatan Posbindu Lansia
Kegiatan di posbindu lansia secara umum mencakup kegiatan pelayanan yang berbentuk (Depkes RI, 1998) :
a.      Kegiatan Promotif
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan gairah hidup para lansia agar merasa tetap dihargai dan tetap berguna.
b.      Kegiatan Preventif
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan komplikasi yang diakibatkan oleh proses degeneratif.
c.       Kegiatan Kuratif
Upaya yang dilakukan adalah pengobatan dan perawatan bagi lansia yang sakit.
d.      Kegiatan Rehabillitatif
Upaya yang dilakukan bersifat medik, psikososial, edukatif dan pengembangan keterampilan atau hobi untuk mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan funngsional dan kepercayaan diri pada lansia.
e.      Kegiatan Rujukan
Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan.

5.        Contoh Kegiatan Penyelenggaraan Posbindu Lansia
        Pengukuran Tekanan Darah
        Penyuluhan
        Senam Bersama



6.        Sistem Pelaksanaan Posbindu Lansia
Meja
Kegiatan
Sarana
Pelaksana
I
Pendaftaran
Meja, kursi, alat tulis, buku registrasi, dan buku pencatatan kegiatan, KMS
Kader
II
Pemeriksaan BB, TB, Tensi, LAB
Meja, kursi, timbangan, microtoice, alat ukur, tensimeter, alat ukur kadar gula darah
Kader
III
Pencatatan
Meja, kursi,  buku registrasi pencatatan, alat tulis kantor
Kader
IV
Konseling, Penyuluhan dan rujukan ke puskesmas
Meja, kursi, dan alat bantu penyuluhan
Petugas kesehatan
V
Pelayanan medis
Meja, kursi, dan alat kesehatan
Petugas kesehatan


D.     Hubungan antara Posbindu Lansia dengan Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari ilmu antropologi yang sangat penting sekali, karena di dalam antropologi kesehatan diterangkan dengan jelas kaitan antara manusia, budaya, dan kesehatan sehingga kita dapat mengetahui kaitan antara budaya suatu masyarakat dengan kesehatan masyarakat itu sendiri.
Hubungan antropologi kesehatan dengan posbindu lansia, yaitu bagaimana manusia ditinjau dari aspek sosialnya, seperti cara manusia berperilaku dan berinteraksi satu sama lain yang dibatasi oleh norma atau nilai tertentu.
Posbindu membantu ilmu antropologi dalam mempelajari susunan kemasyarakatan serta kebudayaan manusia dan pola kehidupan manusia. Sehingga dengan adanya posbindu dapat mempermudah dalam mengkaji ilmu antropologi.
            Hubungan antropologi kesehatan dengan posbindu merupakan kebiasaan manusia, pola hidup manusia terutama lansia. Dimana penyakit yang diderita pada saat berumur 50 tahun keatas, kebiasaan manusia itu sendiri. Seperti menderita penyakit gula darah (diabetes mellitus), karena budaya masyarakat yang tidak bisa diubah. Pada saat pesta perkawinan, tamu datang dihidangkan makanan dan minuman yang mengandung gula seperti air teh, air kopi, dll. Hal ini menjadi kebudayaan bagi seluruh masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.        Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia dengan budayanya, atau juga berarti ilmu tentang manusia. Dalam antropologi diterangkan bagaimana hubungan manusia dengan budayanya dan apa pengaruhnya.
2.        Antropologi kesehatan merupakan bagian dari ilmu antropologi yang sangat penting sekali, karena di dalam antropologi kesehatan diterangkan dengan jelas kaitan antara manusia, budaya, dan kesehatan sehingga kita dapat mengetahui kaitan antara budaya suatu masyarakat dengan kesehatan masyarakat itu sendiri.
3.        Posbindu lansia adalah suatu sarana pelayanan kesehatan yang dipergunakan untuk melayani lanjut usia dalam tingkat masyarakat.
4.        Hubungan antropologi kesehatan dengan posbindu lansia, yaitu bagaimana manusia ditinjau dari aspek sosialnya, seperti cara manusia berperilaku dan berinteraksi satu sama lain yang dibatasi oleh norma atau nilai tertentu.

B.      Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap pembaca lebih mendapatkan pengetahuan tentang hubungan antara antropologi dengan posbindu lansia, sehingga pembaca dapat mengetahui tentang pentingnya dan pengaruh antropologi terhadap posbindu suatu masyarakat, sehingga pembaca mendapatkan pengetahuan tentang cara-cara meningkatkan derajat kesehatan. Akhirnya, semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.


DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.
Anonim. 2008. Kesehatan Lansia di Indonesia. http:// subhankadir.files.wordpress.com

Departemen Kesehatan RI. 2005 dalam Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis]. Medan: Program Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara. USU e-Repository @2009.

Erfandi. 2008. Pengelolaan Posyandu Lansia. http:// puskesmas-oke.blogspot.com.

Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara. USU e-Repository @2009.

Komnas Lansia, 2010. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Komnas lansia, Jakarta.

Latifah, Nurul. 2010. Urgensi Posyandu Lansia. http://bataviase.co.id.

Siburian, Pirma. 2007. Empat Belas Masalah Kesehatan Utama pada Lansia. http://waspada.com.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar